Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik

Penyakit ginjal adalah gangguan yang terjadi pada organ ginjal, yaitu dua buah organ berbentuk seperti kacang merah yang berada di kedua sisi tubuh bagian punggung bawah, tepatnya di bawah tulang rusuk. Gangguan pada ginjal akan memengaruhi kinerja tubuh dalam mencuci darah, yaitu menyaring limbah tubuh dan cairan berlebih yang akan menjadi urine. Ginjal bekerja mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam basa serta mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, mereabsorbsi air dan zat-zat tubuh yang dibutuhkan kembali, serta mensekresi kelebihannya sebagai urin Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi setidaknya selama 3 bulan atau lebih. Kerusakan ditandai dengan penurunan fungsi ginjal dan/atau gangguan struktur pada ginjal. Laju filtrasi glomerular (LFG) dibawah 60 mL/min/1.73 m2 menunjukan telah terjadi penyakit ginjal kronik.
Ketika fungsi ginjal terganggu, zat sisa limbah tubuh dan cairan yang menumpuk di dalam tubuh akan menyebabkan gejala berupa pembengkakan pada pergelangan kaki, mual, muntah, lemas, dan sesak napas.
Penyakit ginjal dapat ditimbulkan oleh diabetes atau hipertensi. Karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan
untuk mencegah penyakit ginjal adalah dengan mengendalikan kedua penyakit tersebut. Sebab, jika kadar gula darah dan tekanan darah tidak terkontrol, maka lama kelamaan ginjal akan rusak.
Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) semakin meningkat, pada tahun 2040 diproyeksikan jika PGK menjadi salah satu penyebab kematian tertitnggi di dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 didapatkan pravalensi Penyakit Ginjal Kronik di Indonesia sebesar 0,5%. Penyebab kerusakan ginjal pada PGK adalah multifaktorial dan kerusakannya bersifat ireversibel. Berdasarkan penelitian ini didapatkan sebagian besar penderita PGK di Indonesia berjenis kelamin perempuan (60,3%) dan obesitas (25,4%). Komorbid tersering didapatkan yaitu hipertensi (40,8%) dan Diabetes Melitus (3,3%).2 Jika mencapai tahap akhir stadium PGK, penderita PGK akan memerlukan dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal.
Untuk menjaga kesehatan penderita Penyakit Ginjal, salah satunya adalah dengan menjaga pola makan atau melakukan diet sehat. Diet khusus diperlukan apabila fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit-penyakit: (1)
Sindroma Nefrotik; (2) Gagal Ginjal Akut; (3) Penyakit Ginjal Kronik dengan penurunan fungsi ginjal ringan sampai berat; (4) Penyakit Ginjal Tahap Akhir yang memerlukan transplantasi ginjal atau dialisis; dan (5) Batu Ginjal. Dalam pengaturan pola makan atau diet, pada penyakit ginjal ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan, elektrolit natrium, kalium, kalsium, dan fosfor.Setiap jenis penyakit ginjal memerlukan asupan yang berbeda sehingga penting bagi pasien untuk menjaga asupan sesuai dengan penyakit ginjal yang diderita.
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible). Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia.
a. Tujuan Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah untuk:
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimaldengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4) Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus
b. Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah :
1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
2) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi.
3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.Diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
4) Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak.
5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, ologuria, atau anuria.Banyaknya natrium yang diberikan antara 1-3 g.
6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalimia (kalium darah > 5,5 mEq), oliguria , atau anuria.
7) Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml).
8) Vitamin cukup, bila perlu diberrikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C, dan Vitamin D.
c. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:
1) Diet Protein Rendah I: 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ±50 kg.
2) Diet Protein Rendah II: 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ±60 kg.
3) Diet Protein Rendah III: 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ±65 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar.Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.